Sosialisme etis

Demokrasi sosial
Perkembangan Humanisme Masa Pencerahan Revolusi Prancis Sosialisme utopis Revolusi 1848 Marxisme Ortodoks Revisionis Sosialisme etik Sosialisme demokratik Sosialisme liberal Sosialisme pasar Progresivisme Reformisme Gradualisme Deklarasi Frankfurt Keynesianisme Kapitalisme kesejahteraan Jalan ketiga Sosialisme Eropa modern
Gagasan Keadilan sosial Demokrasi ekonomi representatif Hak pekerja Ekonomi campuran Kesejahteraan Serikat pekerja Perdagangan adil Perlindungan lingkungan Hak positif dan negatif Sekularisme Korporatisme sosial Ekonomi pasar sosial
Varian Bernsteinisme sosialisme liberal Model Nordik Godesberg Jalan ketiga
Tokoh Ambedkar Allende Ardern Attlee Awolowo Batlle y Ordóñez Bebel Ben-Gurion Bernstein Betancourt Bhutto Blair Blanc Brandt Branting Brown Callaghan Lázaro Cárdenas Chávez Clark Craxi Crosland Corbyn Curtin Daszyński Debs Douglas Drees Ebert Ecevit Engels Fraser Gaitskell Gandhi González Goulart Hardie Hilferding Jaurès Jenkins Junmai Katayama Kautsky Kerensky Kéthly Kirk Lagos Lassalle Layton Lenin Lévesque Liebknecht (bapak) Liebknecht (anak) Rosa Luxemburg MacDonald Mandela Marx Morales Myrdal Nehru Batlle y Ordóñez Palme Plekhanov Prodi Russell Sanders Savage Stauning Thomas Den Uyl Webb Wilson Zhordania
Organisasi Daftar partai Sosialis Internasional Serikat Internasional Pemuda Sosialis Progressive Alliance Konfederasi Serikat Pekerja Internasional Partai Sosialis Eropa Sosialis Muda Eropa Jaringan Democrasi Sosial di Asia (en)
Portal sosialisme Portal ekonomi Portal politik
l b s

Sosialisme etis adalah filsafat politik yang mengacu pada sosialisme yang berdasar pada etika dan moral, bertentangan dengan dasar ekonomi, egoistis, dan konsumeristis.^[1] Sosialisme etis menekankan perlunya ekonomi yang sadar secara moral berdasarkan pada prinsip altruisme, kerja sama, dan keadilan sosial sambil menentang individualisme posesif.^[2] Berbeda dengan sosialisme yang diilhami oleh rasionalisme, materialisme sejarah, ekonomi neoklasik, dan teori Marxis yang mendasarkan seruannya untuk sosialisme dengan dasar efisiensi ekonomi, rasionalitas, atau keniscayaan sejarah; sosialisme etis berfokus pada alasan moral dan etika dalam menganjurkan sosialisme.^{[butuh rujukan]}

1. ^ Thompson 2006, hlm. 52.
2. ^ Thompson 2006, hlm. 58–59.